Langsung ke konten utama

KAMU

Jangan pernah tanyakan padaku perihal Cinta dan Kehidupan. Jawabannya pasti maklum, bias dan abstrak. Si idiot ini pasti akan bercerita tentang kelemahannya dalam memahami makna, ketidakmampuannya menyerap hakikat di dunia abu-abu yang serba ambigu ini.

Aku mau jujur padamu, bagiku kehidupan dan cinta itu cair. Aku tak bisa meraba atau memaknainya dalam bentuk matra. Mereka mengalir dalam kepala dan nadi seperti ombak soliton. Terus mengalir tanpa pernah mampu aku pahami.

Dalam semesta yang serba tiga dimensi ini cuma kamu mahkluk paling eksis di hadapanku yang bisa aku raih. Aku masukkan cinta dan hidup dalam ragamu lalu aku peluk. Hanya dengan cara itulah aku bisa paham arti cinta dan hidup.

Jadi jangan pernah bertanya "Apakah kau mencintaiku?", sebab aku pasti akan berjanji untuk selalu menjaga 'wadah ajaib' pemberian Tuhan ini sampai mati.

Cukup ya, jangan perpanjang masalah ini lagi, sebab yang ditanya pasti tidak bisa menjawab, hanya bisa bercermin pada botol bening dimana Tuhan mengisisnya dengan Cinta dan Hidup: Kamu.

(ditulis berdasarkan pertanyaan tidak penting dari seseorang saat membeli tajil hari pertama Ramadhan. Lupakan dulu hakikat cinta, ayo kita buka puasa)

Komentar

isni wardaton mengatakan…
Lupakan dulu makna cinta, ayo ke dapur siapkan menu berbuka. :-D

Postingan populer dari blog ini

HANYA SEBUAH DOA SEDERHANA

“Aku hanya ingin sebuah kehidupan yang jujur dan sederhana. Sesederhana dan sejujur kopi hitam yang kusesap saat hari gerimis.” E-mail itu aku terima sekitar tiga bulan lalu. Tak pernah ada firasat sebelumnya kalau e-mail yang sederhana itu akan mengantarkan hidupku ke dalam sebuah potongan cerita tentang kehidupan yang sedemikian rumit.             Jam sebelas malam, gerimis sejak sore. Dengan perasaan malas tapi dipaksa perut yang lapar akhirnya aku melangkah juga dari kamar kost tiga kali dua meter yang pengap ini. Tujuanku jelas, nasi goreng Bang Anwar, karena hanya di sanalah aku bisa berhutang malam-malam begini dan juga ada wifi gratisan yang bisa aku tebeng . Lumayan, aku bisa mengecek      e-mail dan facebook sekalian browsing . Siapa tahu ada informasi lowongan kerja yang bisa aku lamar.             Menyedihkan memang, di zaman y...

MEREKAM KENANGAN: DEMENSIA

MEREKAM KENANGAN 1 Terima kasih banyak unuk keluarga, para sahabat, guru-guru dan mantan kekasih yang sudah bersedia menjalani banyak kenangan pahit dan manis bersama. Semoga dengan saya menuliskan cerita ini bisa membangkitkan  simpul-simpul kenangan yang sempat terlupa. Sebagian besar kisah dalam cerita ini -mungkin- pernah terjadi dalam hidup saya atau mungkin juga hanya fantasi dan reaksi alam bawah sadar saya yang secara langsung atau tidak langsung tidak bisa saya filter lagi karena penyakit yang saya derita ini.             Dua hari yang lalu aku terlambat sampai ke tempat kerja. Masalahnya sederhana, di perempatan jalan terakhir menuju ke tempat kerjaku tiba-tiba saja aku salah membelokkan motor yang aku kendarai, akibatnya aku harus memutar jauh dan terjebak kemacetan yang biasanya aku hindari. Sampai di tempat kerja aku menebak-nebak kenapa aku sampai bisa salah belok, apakah aku melamun? Padahal jalur yan...

THE ANAK UDIK'S CONFESSION

Kadang ada beberapa titik dalam hidup saya ketika saya benar-benar lumpuh, tak bisa menulis lagi. Inspirasi saya mentok, saya kehabisan kata-kata. Kadang saya sebegitu herannya setiap ‘main’ ke toko buku dan menemukan puluhan buku baru dipajang di rak. Kok bisa ya penulis-penulis itu menghasilkan buku hampir tiap bulan, tangan mereka lincah seperti mesin pabrik berproduksi setiap harinya menghasilkan karya? Apa yang salah dengan saya? Jujur saja saya kurang gaul, saya cuma orang udik yang tersasar di megahnya semesta sastra, bergaya-gaya seperti penulis jempolan, padahal setiap saya membaca salah satu karya yang dipajang di rak toko buku tersebut hati saya seketika ‘mengkeret’ menahan malu sekaligus takjub dengan karya yang barusan saya baca. Lalu timbullah rasa tidak percaya diri yang berlebihan kadarnya, saya mundur perlahan, masuk ke tempat gelap dan mengungsi dari dunia sastra karena takut dengan bayangan saya sendiri. Ironis. Keadaan seperti itu bisa melum...