Kenapa kamu berusaha menahan air mata yang merembes dari mata hazelmu? Apakah kamu malu? Padahal dalam ruangan ini tak ada siap-siapa kecuali kamu dan bayanganmu yang terpantul di cermin. Atau mungkin rasa malu terbesarmu adalah terlihat menangis di depan bayanganmu sendiri? Malu karena pada akhirnya kamu sadar, kamu sudah tertinggal, kesepian dan merasa terasingkan dalam penjara batin yang sudah kamu ciptakan dan kamu masuki dengan sukarela.
kamu selalu merasa bahwa suatu saat Tuhan akan berbaik hati merubah penjara yang kamu buat ini menjadi istana. Setiap malam kamu selalu berdoa dengan doa yang sama, kamh percaya Tuhan tak akan pernah bosan, malahan Tuhan akan semakin paham apa yang sebenarnya kamu inginkan.
kotak musik pemberian dia terakhir sebelum dia pergi dan mengurungmu dalam semesta yang sepi adalah mesin penghiburmu, setiap malam melantunkan lagu kesepian yang sama. sepinya hatimu ditambah lantunan lagu sepi dari kotak musik malah menjadikan malammu jadi riuh, meriah dan perlahan kamu jadi terbiasa lalu tak ingin berpisah dengan perasaan sepi yang berlapis-lapis itu. Kamu tersenyum bahagia di atas kesedihanmu. Mencoba menari dalam penjara hatimu yang kosong melompong.
Padahal tak ada kepastian kapan dia akan kembali, atau mungkin dia memang tak akan pernah kembali. Tapi nalurimu selalu menolak dan membantah kemudian selalu pasrah dan berharap pada kebaikan hati Tuhan bahwa kelak kalian akan dipersatukan dalam sebuah ikatan yang tak bisa terputuskan.
Ya, biarlah kamu terus berharap. Mungkin harapanmu itulah yang diberikan oleh Tuhan dengan kebaikan hati-Nya sebagai pengganti dia yang entaj kapan akan pulang, menjemput lalu merubah penjara kosongmu jadi istana atau bahkan nirwana, merubah sepimu menjadi pesta meriah walau mungkin cuma sebatas fatamorgana.
(kutitipkan catatan ini padamu lewat kertas bungkus gorengan, semoga berkenan)
Komentar