Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2016

TERIMA KASIH

Si Burhan Jujur ya, sebetulnya aku senang sekali kalau kita sering-sering seperti ini. Kita duduk berdua bertatap-tatapan. Kadang sore-sore di taman, di keramaian café atau di dalam kamarmu yang hening. Senang sekali kalau kamu sudah berkerut-kerut kening, itu tandanya kamu sedang berpikir keras, mencoba mengungkapkan sebuah perasaan yang mengendap terlalu lama, dengan senang hati aku akan menatapmu sambil menunggu kamu berkeluh kesah di hadapanku. Aku sudah hafal benar semua ekspresi yang ada di wajahmu, rasa takut, sedih, kaget, lelah, senyum bahagia sampai lesung pipimu yang indah itu begoyang-goyang saat kamu tertawa. Alur urat-urat kehijauan di leher putihmu yang jenjang, hangatnya telapak tangan dan ujung jarimu selalu aku rindukan. Pernah suatu ketika saat kita berdua di kamar, tidak seperti biasanya tiba-tiba kamu menangis. Ada apa? Apa aku sudah melakukan sesuatu yang membuatmu begitu sedih? Kamu tidak menjawab, hanya menatapku dengan tatapan yang dalam, sesekali

KAWAN DIKALA RAWAN

Albert Camus Source: philosphynow.org Nietzsche Source: wikipedia Untuk menggarap tulisan ini tampaknya saya harus berhati-hati sekali. Anggap saja saya memang sedang ketiban apes. Entah kenapa waktu ngedengerin play list lagu di PowerAmp kesayangan saya, tiba-tiba lagu Estranged-nya Guns N’ Roses ikut keputer, padahal lagu ini udah lama banget nggak saya dengerin. Ada lirik yang kedengerannya desperate banget… “When you’re talkin to yourself, and nobody’s home, you can fool yourself, you came in this world alone… alone…” terus disautin sama sayatan gitar slash yang dalem banget, efeknya kaya membius gitu. Sambil iseng denger lagu, saya suka buka-buka facebook, nggak tahu siapa yang ngasih link tiba-tiba saya kesasar ke sebuah web yang membahas tentang Albert Camus, dia itu salah satu filsuf kelahiran Aljazair, gedenya di Perancis. Dia salah seorang filsuf yang ekstensialis, tapi banyak juga yang menggolongkan dia jadi golongan absurdis, itu dimungkinkan karena dia akra

SUICIDE SOLUTION, A MEMOAR OF KING JEREMY

sumber photo: Google Saya banyak bersyukur bisa tumbuh di sebuah era di mana musik masih benar-benar musik. Sebuah musik yang bagus itu harus jujur, harus bisa memotret kehidupan lewat nada, bukannya malah menutup mata atau mencoba membelakangi keadaan. Musik harus berani, harus bisa bicara lantang tentang kenyataan. Kalau banyak orang yang masih kelaparan dan mengemis di jalanan tapi kita bicara cinta, maka itu pembohongan publik namanya.  Suatu ketika pada 8 Januari 1991, di Amerika… Negara bagian Dallas tepatnya. Seorang anak bernama Jeremy Wade Delle yang bermasalah di kelas bahasa inggris diminta pulang oleh kepala sekolah. Dia pulang lalu kembali ke sekolah dengan membawa senapan magnum 357, masuk ke kelas dan berdiri di samping guru yang sedang menerangkan. Kalimat terakhir yang dia ucapkan adalah I got what I really want for… sebelum dia ledakkan kepalanya dengan senapan yang dia genggam, tepat di depan guru dan temen sekelasnya. Anak itu ‘pergi’ sambil mengum

THE WEDDING CEREMONY OF STUDIO KANDANG BABI

Apa jadinya kalau ada sekelompok anak muda yang selalu ingin eksis, terlihat up to date dan tampil gaul tapi kurang modal? Ya jadinya seperti kami ini. Sekelompok anak muda kurang kerjaan dengan impian setinggi langit. Tapi sah-sah saja sih , siapa juga yang ngelarang orang buat berangan-angan? Dengan intelektual kami yang pas-pasan ini kami berharap bisa menyumbangkan suatu karya yang kelak mungkin bisa diterima oleh masyarakat. Jadi kami berharap kalau suatu saat kami berhasil menelurkan karya, jangan dikritik atau   dikomentari yang jelek-jelek. Jujur saja kami ini punya kadar kepercayaan diri yang hampir tiarap, takutnya kalau kami mendapat terlalu banyak kritik, nanti kami malah minder terus ngambek dan malas untuk berkarya lagi. Cukup berikan kami pujian-pujian saja, nggak apa-apalah pujian yang klise juga. Kami punya motto: pujian palsu yang diulang-ulang nantinya juga akan jadi pujian beneran . Kalau mungkin mau kirim-kirim kopi atau snack itu le

TERPAKSA KUTULISKAN SAJA

Karena si anak jadah yang sudah mati Tiba-tiba terlahir kembali, Karena ia tersadar dan tercerahkan Dalam kepurbaannya Terpaksa saja kutulis saja ini Untuk memecah gumpalan tinta dalam benak Untuk menghalau sepi yang lapar Untuk membisikkan kerinduan yang tak sempat terucapkan Karena dewa-dewa enggan turun dari nirwana Karena ruh nenek moyang berpaling muka Maka kutulis saja sajak ini untuk memanggil Tuhan Untuk mengenang mereka yang terlupa Purnama meranggas di kebun alpa Daun jambu terbakar kemarau Hening senyap, rukun tenang Belati terhunus Kami bermuka-muka Kupanggil namanya, ia bergumam… Hhhhmmmmm….oooommmm…. Semesta bergemuruh goyang Lalu kusampirkan sangkur di kepalanya Hhhhmmmmm……oooommmmm…. Semesta hening lagi Tugasku purna tapi   si anak jadah belum mati Dia meregenerasi diri jadi kalian Orang yang tak bisa lagi aku sampirkan sangkurku Aku lelah, sangkurku berkarat Negeri   ini mau jadi apa? Kalian terlalu s