Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2015

AIR PUTIH UNTUK CALON PENULIS

Sebagai orang yang suka menulis (bukan penulis), kadang saya dihadapkan pada situasi bertemu dengan orang-orang yang selalu ingin tahu segala hal dan suka bertanya macam-macam. Entah  itu teman, mentor, murid atau bahkan orang yang baru saja saya kenal di dunia nyata atau dunia maya. Pertanyaan yang paling sering mereka tanyakan adalah “kenapa mau jadi penulis?” Yang lebih mengagetkan lagi, orang yang paling sering menanyakan hal itu adalah para mentor. Kadang saya mejadi bertanya-tanya, apakah sampai sekarang justru para mentor saya adalah orang yang paling tidak tahu alasan mereka menjadi penulis. Atau mungkin mereka tahu tapi mereka ingin mengetahui lebih banyak tentang alasan-alasan seseorang untuk menjadi penulis. Sampai sekarang jujur saja saya tidak pernah tahu apa alasan yang membuat saya menggemari dunia tulis menulis. Jika seseorang bertanya kepada saya tentang alasan saya, biasanya jawaban saya diplomatis, “Karena saya suka”.  Dan seperti pada umumnya, mereka tidak akan

AMBILLAH LEPASKANLAH

Sebanyak apapun yang kamu mau, ambillah. Sesedikit apapun yang kamu benci, lepaskanlah.             Jujurlah, jangan ingkar lagi. Akui saja kalau kita terlalu mabuk pada masa muda. Menganggap diri kita tak terkalahkan, raja diraja. Kita terlalu terlena menggenggam ilusi sampai-sampai kita lupa bahwa kita juga hanya segenggam   ilusi.              Kita ini hanya sepasang mahkluk finite yang berenang-renang dalam semesta infinite . Semesta ini abadi tapi kita fana. Kita tak bisa hidup selamanya tapi selalu ada kesempatan untuk dikenang selamanya.             Jauh-jauh hari kata-kata ini mau aku katakan semua, tapi tampaknya anggur yang kamu reguk terlalu banyak sampai kamu luar biasa   mabuk. Saat kamu hampir terjaga ternyata waktumu hampir usai, waktumu banyak yang terlupa. Lalu dalam celah hatimu yang paling dalam kamu berharap punya sebuah kekuatan yang dapat memutar balik waktu. Kamu salah besar. Waktu itu kejam, kasar, kalau kamu tidak berbaik-baik padanya maka kam

TELUR SETENGAH MATANG DAN MIE INSTANT

Kalau aku mendengar mereka berbicara perihal indah tentang cinta, maka aku akan menutup telinga. Jika mereka berkeluh kesah dan menyesap empedu asmara, maka aku akan duduk di antara mereka dan menjadi pendengar setia. Tidak ada cinta yang lebih murni dan indah, selain cinta yang dikafani derita dan pedih cinta itu sendiri. “Maafkan aku Jazz, kesalahan terbesarku adalah mengenalkan kamu dan dia. Mestinya kamu tidak usah aku kenalkan, jadi tak perlu kau tanggung derita ini sendirian.” Mata Jazz berkaca-kaca mendengar kata-kata yang keluar dari bibir Marwa. Jika selama ini banyak orang yang berkasak-kusuk, mencibir dan menyebarkan gosip buruk tentang Nabil, Jazz akan pura-pura tuli, tidak mau mendengarkan. Tapi sekarang kata-kata yang tidak pernah dia harapkan malah keluar langsung dari bibir Marwa yang jelas-jelas teman dekat Nabil. “Apa maksudmu, Marwa?” tanya Jazz dengan bibir gemetar. “Nabil itu tidak sebaik yang kamu pikir. Coba kamu ingat-ingat, kapan terakhir kali ka

NAY

Nay tidak tahu apa-apa. Dia hanya seorang gadis kecil berumur delapan tahun. Cara pandangnya terhadap dunia masih polos. Nay juga tidak tahu kalau hubungan ayah dan ibunya setiap hari bertambah buruk. Nay tidak mengerti mengapa setiap malam ayah dan ibu selalu bertengkar hebat. Awalnya hanya adu mulut biasa, tapi lama-lama berubah jadi adu fisik. Tampar, jambak dan ujung-ujungnya segala perabot dalam rumah jadi korban. Piring pecah, lemari terguling dan selalu diakhiri dengan tangisan ibu yang meraung-raung dan sumpah serapah ayah yang membuat telinga Nay panas mendengarnya. Nay tidak paham itu semua. Biasanya Nay tidak mempedulikan mereka. Nay sibuk dengan dunianya. Bermain boneka atau main rumah-rumahan, membayangkan sebuah kehidupan keluarga yang nyaman yang baginya nampak jauh di awang-awang. Tapi lama-lama Nay merasa tidak nyaman, ada sebuah rasa sakit yang tiba-tiba saja hadir di dada sebelah kirinya. Semakin hebat pertengkaran ayah ibunya, semakin bertambah sakit pula d

NOETIC

Noe terkagum-kagum dengan hasil penemuannya. Sudah hampir sepuluh tahun ini dia bergulat dalam sumpeknya laboratorium. Di antara cairan berwarna-warni, dengungan suara mesin dan juntaian kabel di sana sini. Pagi ini semua lelahnya terbayar sudah. Dia berhasil menciptakan sebuah formula kimia yang mampu mengkatalisasi kerja otak. Namun, di sisi lain dia merasa ragu untuk mengumumkan penemuannya ini pada dunia. Hasil karyanya melebihi penemuan lain yang pernah ditemukan manusia. Akan ada lag besar-besaran. Revolusi di segala bidang kehidupan manusia. Semua penemuan di bidang aeronautika dan mekanika akan terdengar basi saat dibandingkan dengan penemuan Noe ini. Manusia akan melupakan handphone, mobil  bahkam mesin jet. Cukup duduk manis di ruang tamu lalu injeksikan cairan ini ke dalam tubuh. Seketika otak akan bereakasi meningkatkan kerjanya sampai berkali-kali lipat. Kemampuan otak manusia yang saat ini bekerja tidak sampai sepuluh persen dari kemampuannya akan didongkrak secara dras

HABLUR

Entah sudah berapa kali kita berdua seperti ini? Berdiri telanjang kaki dalam keremangan malam. Di belakang kita hutan sementara dihadapan kita suara ombak yang berdeburan. Kita terjebak dalam empat unsur pembangun semesta. Tanah lembut di telapak kaki, udara yang lembut lumat menyelimuti tubuh, air laut yang kadang-kadang nakal berlari-lari ke tepi sambil mencuri-curi jilat pada ujung jari dan api unggun yang liar menjuntai-juntai naik ke langit. Kita berdua sempurna di sini. Aku, kamu dan semesta kosong yang menyelubungi. Dalam keremangan api unggun dan tatapan bintang ini aku harus selalu meyakinkan diriku sendiri kalau kamu ada di sisiku, makanya selalu aku gengggam erat-erat tanganmu. Masih belum yakin, sesekali aku peluk wajahmu. Jujur aku takut semua yang aku lihat hanya sebuah ilusi walaupun menggenggam secara utuh pun tidak bisa meyakinkanku secara pasti kalau kamu itu nyata.  Ini momen kejernihan yang aku tunggu-tunggu, dalam kompleksitas dan rumitnya semesta yan