Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2013

BLUES UNTUK JOANNA

BLUES UNTUK JOANNA             Hari sabtu yang gerah, seperti   biasa jam pelajaran terakhir gurunya tidak bisa hadir, lagi-lagi ketua kelas disuruh mencatat materi , untuk pelajaran   minggu depan. Hal-hal seperti ini yang membuat anak-anak bengal tidak betah berlama-lama duduk di kelas, apalagi inikan week end , santai sedikitlah. RonalD segera berkemas, dan menyusun strategi untuk bolos.             “ Wid, nanti malam   aku ke rumah kamu ya? “ katanya sambil mencolek pundak Wiwid.             “ Mau apa? Mau ngapelin aku, nih? “ kata Wiwid genit.             “ Nggak, aku cuma mau pinjam catatan kamu, aku ketinggalan banyak di pelajaran pak Margo, nih. Bolehkan, Wid ? “ kata Ronal sambil mengedipkan sebelah matanya.             “ Huh, dasar kebiasaan. Ya, udah jam delapan, aku tunggu ya!”             Setelah berpamitan dengan teman sekelas, dan menasehati agar mereka belajar yang rajin, dia santai saja melenggang ke arah pintu. Merapatkan sedikit tubuhnya ke dinding

DOA SISSY

DOA SISSY Kamar 207             “ Awas Di, banting kiri….!” Brak. Mobil itu pun terguling beberapa kali sebelum akhirnya berhenti saat menabrak pembatas jalan. Nikki perlahan membuka matanya, saat menyadari posisi kawannya yang terjepit kursi dia segera segera menjejak kaca depan, dan berusaha keluar.             “ Di, bangun…!” Tak ada jawaban. Sementara hujan semakin menderas. Darah mulai terlihat mengalir di jalanan.             “ Di, bangun… oh … God ,…Diiii!”             Sret             Nikki terbangun dengan badan bersimbah keringat, kenangan menyakitkan 15 hari lalu itu masih terekam dengan jelas di kepalanya. Di radio yang sedari tadi menyala, mengalun lagu Hollow Years- nya Dream Theater. Nikki bangun dari tempat tidur, tubuhnya menggigil. Diliriknya jam, masih pukul 3 pagi. Cuaca di luar hujan deras. Diambil sebatang rokok yang tergeletak di meja. Suasana sekarang sedikit lebih hangat. Kamar Sissy             Untaian tasbih itu masih tergenggam erat d

CERPEN 1: KAMU? ENTAHLAH!

Sudah jarang kulihat kau menangis belakangan ini. Saat aku bersandar di dadamu pun tak lagi kudengar gemuruh ombak yang dulu selalu mendebur dari jantungmu. Apa sekarang musim yang ada di hatimu sudah berubah? Masihkah hatimu itu mampu memekarkan mawar yang kutanam sejak lama, yang bahkan jauh sebelum Adam ditakdirkan untuk hempas dari surga? Bahkan kadang di dalam fantasi terliarku aku selalu membayangkan kalau kamu bukanlah dirimu yang sama seperti bertahun lalu, mungkin kamu hanyalah orang yang mirip denganmu dan mengaku-ngaku kalau itu adalah kamu, entahlah. Setiap pagi kau selalu melaksanakan ritual sakralmu, duduk di atas kursi di balkon sambil duduk bersila dan menggenggam secangkir teh chamomile hangat kesukaanmu, sambil sesekali kau hirup aromanya tapi tanpa pernah sedikitpun bibir cangkir itu merasakan hangatnya bibirmu, kau hanya akan membiarkan aroma teh itu menguap dan menjadi dingin dalam genggamanmu. Pandangmu selalu berbinar saat menyaksikan raksasa merah itu per