KEBETULAN ?
Kadang jika dihadapkan pada suatu momen yang magis -misalkan suatu malam aku bermimpi bertemu dengan mantan pacar yang bertahun-tahun tidak bertemu, lalu pagi harinya mantan pacar itu datang, berdiri di pintu- apakah aku akan menganggap ini sebagai suatu kebetulan?
Padahal mendengar kata 'kebetulan' saja sudah membuat kupingku panas, ini karena kelancangan mulut Darwin yang menyatakan bahwa segala sesuatu terjadi secara kebetulan. Helloww, aku adalah tujuh milyar milyar milyar partikel atom yang tersusun dan bersinergi membentuk satu individu unik bernama Achmad Ikhtiar. Dengan berasumsi bahwa aku adalah hasil dari 'sebuah kebetulan' berarti menghinaku secara terang-terangan.
Tapi lupakanlah para darwinian, mereka bukan ilmuwan, mereka cuma turis dalam ilmu pengetahuan. Mereka terlalu sibuk merendahkan diri mereka sendiri dan enam milyar manusia lainnya dengan mencap diri sebagai hasil dari 'sebuah kebetulan'.
Jika di dunia ini tak ada satupun kebetulan berarti semuanya tercipta dan bergerak dalam sebuah skenario besar? Di balik skenario besar itu pastilah ada seorang Maha Sutradara yang mengotaki semua peristiwa, mulai dari jarum pentul yang jatuh sampai ledakan supernova.
Ya, Tuhan. Keinginan mantan pacarku untuk berkunjung mungkn sedemikian besar sehingga keinginan itu berubah menjadi energi lalu bertransformasi jadi frekwensi. Frekwensi itu lalu tersinkronisasi dengan pikiran alam bawah sadarku sehingga semua keinginan itu berubah, mewujud menjadi gambaran dalam mimpi. Lalu mimpi itu terealisasi. Ya, terealisasi.. ahahahha.
Ah, tapi siapa yang peduli? Persetan dengan teori para darwinian, masa bodoh dengan keinginan yang bermetamorfosis jadi kenyataan.
Di hadapanku kini ada yang lebih menarik. Gadis cantik dengan mata hazel. Semoga kenyataan ini bukan ilusi lalu bertransformasi lagi jadi mimpi. Ciao....
Komentar