Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2016

Hujan???

Musim hujan. Musim berkah katanya, hujan itu rezeki. Sebagian lagi sibuk beres-beres berencana mengungsi. Hujan turun dari langit dengan deras, rezeki tercurah, menghanyutkan sebagian rezeki yang sudah ditimbun berbulan-bulan selama musim panas. Rezeki yang sudah dikumpulkan dengan darah dan keringat hanyut terbawa banjir. Sungai-sungai meluap terisi tumpahan darah dan keringat, larung ke laut. Disantap ikan. Ikan makan darah dan keringat. Ikan ditangkap nelayan. Lalu dimakan manusia. Manusia makan darah dan keringat manusia lainnya. Manusia jadi vampir, jadi zombie, ahahahahaha ( efek kebanyakan nonton film Resident Evil) Ngelantur, skip... skip... skip... Air laut, sungai, danau, selokan, got dan rawa-rawa menguap. Mengumpul di langit, terus menerus terakumulasi, langit begah menampung awan yang sedemikian banyak, kepayahan mendorong-dorong dari satu titik ke titik lainnya dan muntah.... Langit memuntahi manusia! Petir bersahutan, langit terbahak-bahak, senang sekali melihat manusi

BIG BANG 2 PART 10

Fenna dan wanita itu kini berdiri sejajar. Wanita itu menatap dingin ke arah laut, pandangannya tajam, wajahnya yang semula ramah berubah tegang, matanya terbelalak dan mulutnya komat-kamit seperti merapal sesuatu yang tidak bisa didengar oleh Fenna. Sudah tiga puluh detik berlalu, wanita itu masih saja bertingkah seperti tadi, Fenna terus memperhatikan semua yang dilakukan wanita itu sambil bertanya-tanya dalam hati. Tiba-tiba saja, tanpa dia duga ada sebuah energi besar yang terangkat dari dalam laut, bergerak dengan cepat dan menghujam tepat ke dadanya. Ini persis seperti kejadian tadi pagi. Dadanya langsung terasa sesak, rasa sakit mulai menjalar dengan cepat ke ulu hatinya. Fenna terbatuk-batuk. Wanita itu masih saja berkomat-kamit. Tatapannya semakin tajam dan menakutkan. Laut bergemuruh hebat, angin semakin kencang bertiup. Duar..!!! Tiba-tiba guntur menyambar memecah udara. Pandangan mata Fenna mulai buram. Tubuhnya ambruk ke tanah, menggelepar-gelepar menahan sakit yang sema

BIG BANG 2 PART 9

"Kamu suda siap?" tanya wanita itu. Fenna diam, tidak tahu apa yang harus dia katakan. Dia melemparkan pandangan ke arah lautan yang gelap. Hatinya berdebar-debar, ada rasa takut luar biasa yang dia rasakan, tapi di samping wanita yang baru saja dikenalnya ini dia merasakan kedamaian. "Apakah kamu sering bertanya-tanya dalam hati kenapa kamu sering melihat, mendengar atau merasakan sesuatu yang kebanyakan orang lain tidak bisa rasakan?" wanita itu bertanya lagi. Deg. Lagi-lagi wanita itu menanyakan suatu hal yang hanya dirinya sendiri yang yahu jawabannya. Siapa sebenarnya wanita yang kini berdiri di sampingku ini? batin Fenna. "Dari mana kamu tahu itu? Siapa kamu sebenarnya?" Rasa penasarannya sudah tak bisa dia bendung lagi. "Ketahuilah Fenna, ada banyak hal yang tidak mungkin dijelaskan saat ini. satu hal yang harus kamu tahu kalau kamu dan beberapa orang lainnya yang sudah terpilih harus dipersiapkan sesegera mungkin." Fenna semakin tidak

BIG BANG 2 PART 8

"Fenna..!!" Ada suara yang memanggil namanya dari arah reruntuhan. Tiba-tiba nyalinya ciut, tubuhnya bergetar. Hantu, pikirnya. Beberapa saat kemudia suara itu kembali memanggil namanya. "Fenna!" Dia mengumpulkan keberanian dan berusaha menoleh. Di depan reruntuhan itu kini berdiri seorang wanita paruh baya dengan setelan cardigan abu-abu dan rok hitam panjang. Syal yang melilit lehernya tampak berkibar-kibar tertiup angin laut yang semakin kencang. "Jangan takut sayang, kemarilah!" suara wanita itu kini terdengar lebih lembut. Dengan perasaan ragu dia berjalan pelan ke arah wanita itu. Tadinya bisa saja dia memutuskan untuk berlari, tapi rasa penasaran dalam hatinya mengalahkan rasa takutnya. Kini dia berhadap-hadapan dengan wanita itu. Fenna menatap dari ujung kepala sampai ujung kaki, mencoba memastikan kalau wanita yang ada di hadapannya ini bukanlah hantu. Wanita itu hanya tersenyum. Fenna wanita itu kembali menyebut namanya. Fenna masih dia