Langsung ke konten utama

REINKARNASI

Kalau membicarakan reinkarnasi kita pasti akan terpentok dengan pemahaman beberapa agama yang saling bertentangan. Ada yang pro dan ada yang kontra. Beberapa agama meyakini adanya reinkarnasi. Beberapa lagi menganggap reinkarnasi adalah sebuah hal yang mustahil terjadi.

Untuk mencari titik temunya alangkah baiknya kita memandang reinkarnasi dari luar konteks keagamaan. Kita coba pecahkan berdasarkan konteks keilmuan. Tapi jangan lagi kita terjebak peperangan antara agama dan ilmu pengerahuan yang seolah tak pernah berakhir.

Agama dan ilmu pengetahuan tidak pernah bertentangan jika kita mau membuka mata lebar-lebar dan melunakkan hati. Agama dan ilmu pengetahuan berasal dari sumber yang sama: Tuhan. Ilmu pengetahuan yang lebih muda harus bisa menghargai agama yang lebih tua, agamapun harus bisa bersikap bijak pada ilmu pengetahuan yang jauh lebih muda.

Kita kembali lagi pada konsep reinkarnasi, tapi kita tidak akan membicarakannya dalam konsep mistis dan hal gaib. Kita akan membahas reinkarnasi dari konsep energi. Dalam fisika dikenal hukum kekekalan energi yang berarti energi tak pernah bisa diciptakan maupun dimusnahkan. Energi selalu ada dalam kondisi konstan. Manusiapun memiliki energi yang tertinggal saat mereka mati. Ingatlah juga bahwa energi ini bisa berubah bentuk dan berpindah melalui frekwensi.

Saat seseorang mati dia meninggalkan sebentuk energi tertentu yang bukan tidak mungkin bisa berpindah ke dalam diri orang yang masih hidup (baca: baru lahir) jika orang yang masih hidup tersebut memiliki frekwensi yang sama dengan energi yang tertinggal dari orang mati.

Sinkronisasi frekwensi inilah yang nantinya bisa memindahkan sebagian memori dari orang yang sudah mati ke dalam raga baru dari orang yang baru terlahir. Tidak heran jika ada beberapa orang yang bisa mengingat peristiwa yang terjadi dari orang yang sudah mati bertahun-tahun lalu. Entahlah, ini hanya pemikiran ngawur dari saya yang menciba mencari titik temu antara beberapa hal yang saling bertentangan.

Maaf jika konsep saya masih terlalu mentah dan sedikit memaksakan. Kurang dan lebihnya semoga ada yang bisa menambahkan.

( tulisan telat dari ODOP, semoga dimaafkan, ahahahahaha)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

HANYA SEBUAH DOA SEDERHANA

“Aku hanya ingin sebuah kehidupan yang jujur dan sederhana. Sesederhana dan sejujur kopi hitam yang kusesap saat hari gerimis.” E-mail itu aku terima sekitar tiga bulan lalu. Tak pernah ada firasat sebelumnya kalau e-mail yang sederhana itu akan mengantarkan hidupku ke dalam sebuah potongan cerita tentang kehidupan yang sedemikian rumit.             Jam sebelas malam, gerimis sejak sore. Dengan perasaan malas tapi dipaksa perut yang lapar akhirnya aku melangkah juga dari kamar kost tiga kali dua meter yang pengap ini. Tujuanku jelas, nasi goreng Bang Anwar, karena hanya di sanalah aku bisa berhutang malam-malam begini dan juga ada wifi gratisan yang bisa aku tebeng . Lumayan, aku bisa mengecek      e-mail dan facebook sekalian browsing . Siapa tahu ada informasi lowongan kerja yang bisa aku lamar.             Menyedihkan memang, di zaman y...

MEREKAM KENANGAN: BAPAK SINAGA

MEREKAM KENANGAN 3 Kuregangkan punggungku, lumayan pegal juga setelah menulis hampir setengah jam. Kulirik jam tanganku, sudah jam sebelas malam. Suara gerimis yang jatuh terdengar di atas genteng terdengar samar. Hujan ternyata, selama menulis tadi aku tidak mendengar suara hujan karena telingaku tertutup head phone . Pantas saja punggungku terasa dingin. Di cuaca seperti ini pasti enak sekali minum kopi, pikirku. Lalu aku bangun dan menuju ke dapur, mampir sebentar ke kamar mandi lalu masuk ke kamar tidur. Di dalam kamar aku duduk di tepi ranjang. Aku diam termenung, rasanya ada yang janggal, tapi aku tak tahu apa. Kunyalakan sebatang rokok. Asap mengepul. Kopi! Tadi aku mau menyeduh kopi. Kenapa bisa tiba-tiba lupa begini? Apakah karena demensia ini semakin parah? Kutepiskan pikiran itu, pasti hanya lupa biasa, batinku mencoba menenangkan diri. Segera beranjak dari kamar dan langsung ke dapur. Setelah selesai menyeduh kopi aku lewat ruang tamu. Laptop ku kok menyala ya?...

ABSURDITAS

            Kalau kamu percaya takdir, maka kamu juga harus percaya dengan cerita kita. Kita adalah anak-anak kesayangan takdir. Bayangkan saja, ada ribuan gedung di jakarta. Ada lebih dari sembilan juta manusia bersesakan di kota ini setiap harinya. Tapi takdir memilih kita untuk menjadi pemeran utama dalam drama kolosalnya. Kita, dua manusia kesepian yang terus berusaha meledakkan tawa dalam kesunyian. Kita, dua orang yang selalu menyelipkan belati di bawah bantal, takut mimpi buruk yang mencekam akan membuyarkan harapan semu kita.             Kita, aku dan kamu. Dua orang pilihan takdir yang diminta melakoni peran akbar dalam drama kolosalnya. Sayangnya takdir hanya memilih acak tanpa audisi apalagi melatih kita sebelumnya. Jadilah kita berdua terseok-seok, berdarah-darah, menangis sesegukan dalam memerankan tokoh kita yang serba tanpa ketentuan. Skenario tak...