LIFE IS AUTOMATIC
Bagi Lara hidup adalah sebuah perjalanan, bukan lagi sebuah pertanyaan seperti yang kebanyakan orang rasakan. Bagi dia hidup itu otomatis. Ya, hidup itu bersifat sangat otomatis, saat kita akan terlahir ke dunia kita tidak akan pernah bisa memilih lahir dengan orang tua yang mana, kita tidak bisa menentukan jenis kelamin kita, warna kulit kita, di mana kita dilahirkan, atau bahkan kepercayaan apa yang akan kita peluk saat pertama terlahir ke dunia. Hidup itu sangat otomatis, dengan kekuatan otomatis dari Dia Yang Maha Otomatis.
Namanya Lara, dia adalah salah satu hasil dari ‘otomatis’ itu, dia tidak pernah tahu siapa orang tuanya, atau terlahir di mana. Bahkan dia tidak pernah yakin kalau dia pernah dilahirkan, mungkin dia terlahir dalam keadaan pingsan sehingga dia tidak pernah ingat apapun yang berhubungan dengan kelahirannya atau pun tentang keluarganya.
Ingatan terbaiknya tentang peristiwa kelahirannya hanyalah sebuah kardus, kain kumal dan secarik kertas yang bertuliskan ‘TOLONG JAGA ANAK INI’. Tidak jauh berbeda dengan orang lain kebanyakan yang mendapatkan ranjang empuknya saat mereka lahir, kardus itulah ranjang empuknya, yang tetap memberikannya kehangatan dalam malam hujan saat Oma Hilda menemukannya di depan pintunya.
Dia berani bertaruh, hal terbaik yang bisa didapatkan seorang bayi saat lahir pasti pelukan ibunya, diapun mendapatkannya dari kain kumal yang membungkus tubuhnya, setidaknya kain itulah yang melindunginya dari dinginnya hujan pada malam 26 Desember itu, kain itu memeluknya erat, memberikannya kehangatan, memberikannya harapan untuk hidup sedikit lebih lama.
Dan yang paling dia banggakan dari semuanya adalah secarik kertas yang bertuliskan ‘TOLONG JAGA ANAK INI’, bayi lain umumnya mendapatkan sebuah catatan akta kelahiran saat mereka lahir, surat angkuh yang menyatakan suatu kepemilikan atas seorang anak manusia, mereka akan diakui sebagai anak si anu atau si anu, lahir pada tanggal tertentu, dan kewarganegaraannya akan dibatasi hanya di negara di mana mereka lahir. Sedangkan dia, hanya ada sebuah pesan ‘TOLONG JAGA ANAK INI’, dan ini berlaku untuk semua mahkluk hidup yang ada di dunia ini, ‘TOLONG JAGA ANAK INI’ adalah sebuah kalimat yang berisi harapan, permohonan, dan sekaligus ancaman agar siapapun yang menerima surat tersebut menjaga dan merawat seorang anak yang belum lama lahir yang tergeletak dalam sebuah kardus dan diselimuti sepotong kain kumal pada malam hujan di bulan Desember, dan Lara bangga, dia bukanlah seorang anak yang di monopoli oleh sebuah sistem kekerabatan ataupun sebuah sistem ketatanegaraaan, dia adalah anak semesta, seorang anak yang lahir dari seorang ibu entah berantah dan Tuhan menitipkan dia ke seorang wanita miskin penuh kasih bernama Oma Hilda, setelah sebelumya Tuhan memberikan ancaman dan pesan ‘TOLONG JAGA ANAK INI’.
Komentar