Semakin umurnya bertambah, sensitifitas tubuhnya semakin menjadi-jadi. Dia teringat peristiwa beberapa tahun lalu saat sekolahnya mengadakan kegiatan study tour di pulau Onrust. Salah satu pulau bersejarah di sekitar kepulauan seribu.
Pada awal perjalanan semua terasa menyenangkan dan baik-baik saja. Banyak fenomena ganjil yang dia lihat di sepanjang tepian dan hutan di pulau itu, tapi bagi dia semua masih terasa normal. Saat malam hari pun semua normal, mereka menyalakan api unggun dan berkumpul sambil bernyanyi bersama. Tapi pagi itu semua terasa lain. Dari dalam tenda Fenna mendengar salah seorang pembinanya membentak-bentak dan berteriak. Dengan perasaan heran dia keluar dan berjalan menuju arah suara.
Di sana Fenna melihat Anna dan Fadil sedang dimarahi karena mereka kepergok sedang bermesraan. Tapi bukan itu masalah utamanya, Fenna merasakan ada gelombang amarah yang sangat besar dari kakak pembina.
Ada yang salah, itu yang pertama kali Fenna rasakan. Omelan yang diberikan pembina lebih merupakan perasaan sakit hati dibandingkan rasa kasih sayang pada anak didiknya. Bentakan ini lebih bersifat personal, bukan penegakkan disiplin.
Semakin keras bentakan itu, semakin besar gelombang amarah yang Fenna rasakan. Amarah itu terakumulasi ke arah laut, teramplifikasi berkali-kali lipat dan dilontarkan kembali langsung ke arahnya. Dia limbung, pandangannya berputar-putar, telinganya merasa pekak dan ada tekanan hebat di ulu hatinya. Dia hampir pingsan kalau saja temannya yang sedari tadi memperhatikannya tidak berteriak-teriak dan menghentikan bentakan pembinanya.
Perhatian orang-orang langsung tertuju kepadanya, dia segera dibopong dan dibawa ke tenda medis. Butuh beberapa menit bagi dia untuk sadar total. Berhentinya omelan pembina dan gabungan konsentrasi orang-orang yang bahu-membahu untuk kesembuhannya adalah obat yang paling mujarab dalam mempercepat pemulihannya.
Semakin dekat dia dengan orang-orang yang sibuk menanyakan keadaannya atau memberinya the manis hangat semakin mempercepat hilangnya rasa sakit di ulu hati.
Komentar
Penasaran lanjutanx.