Suatu ketika ada seorang anak petani
yang mendapatkan warisan berupa satu ekor sapi dari ayahnya dan dia harus
mengambil sapi tersebut dari sebuah desa yang cukup jauh. Yang menjadi masalah
adalah dia belum pernah melihat sapi sebelumnya. Bahkan orang di desanya pun
belum pernah melihat sapi sebelumnya. Konon harga sapi pada waktu itu sangat
mahal. Dikarenakan kesulitan keuangan yang sedang menimpa keluarganya maka dia
bergegas untuk mengambil sapi yang sudah diwariskan kepadanya.
Setelah melalui beberapa hari
perjalanan akhirnya dia sampai di desa yang dimaksud lalu diserahi seekor sapi.
Di tengah perjalan saat hendak kembali ke kampungnya, dia sempat bertemu dengan
seseorang di jalan. Dia bertanya apakah hewan yang dibawanya adalah sapi. Orang
yang ditanya menyadari kalau anak petani tidak tahu apa itu sapi dan dia
bermaksud mengambil sedikit keuntungan dengan mengatakan bahwa yang dia bawa
bukanlah sapi tapi kerbau dan menawar sapi anak petani seharga kerbau. Tentu saja
anak petani menolak tawarannya.
Si anak petani meneruskan
perjalanannya, tapi dia tetap bimbang khawtir telah ditipu oleh orang yang
memberinya sapi. Di tengah perjalanan dia bertemu lagi dengan seseorang dan
menanyakan apakah hewan yang dibawanya adalah seekor sapi. Seperti orang
pertama yang melihat kesempatan dari ketidak tahuan anak petani, maka dia
mengatakan kalau yang dibawa anak petani adalah seekor keledai dan dia
menawarkan diri untuk membelinya, tentu saja harganya jauh lebih rendah dari
harga kerbau apalagi sapi.
Masih di tengah perjalanan pulang, si
anak petani bertemu dengan orang ketiga dan kembali menanyakan pertanyaan yang
sama dengan orang-orang sebelumnya. Sama juga seperti orang-orang sebelumnya
yang memiliki karakter oportunis orang ketiga malah menyatakan kalau hewan yang
di bawa oleh anak petani adalah kambing dan menawar dengan harga yang lebih
rendah lagi. Tentu saja si anak petani merasa kecewa dan tidak jadi menjual
sapinya.
Dia memutuskan membawa sapi tersebut
ke desanya dan memeliharanya. Saat orang desa bertanya perihal sapi yang bisa
menjadi warisannya dia menjawab dengan sedih kalau warisannya hanya seekor
kambing sambil menunjuk sapi tersebut. Maka mulai saat itu warga desa bersikeras
menyebut sapi sebagai kambing karena keegoisan dan rasa serakah dari orang yang
ditemui si anak petani sepanjang jalan.
Sampai
pada bagian ini, jelaslah betapa bahayanya informasi yang salah jika dikatakan
terus menerus. Ada pepatah, “seribu
kebohongan yang diulangi terus-menerus akan dianggap menjadi kebenaran.”
Beberapa
pertanyaan pun bisa kita ajukan disini,
perlukah kebohongan itu diciptakan? Kalau iya untuk apa? Siapa saja yang merasa
diuntungkan dari kebohongan tersebut? Apa dampaknya bagi dunia?
Mendekati
tahun lima puluhan tiba-tiba saja dunia dibuat heboh dengan banyaknya kesaksian
tentang objek terbang tak dikenal berbentuk cerutu atau cakram yang berputar. Jumlah
kesaksiannya tidak tanggung-tangung, mencapai ribuan orang dan semakin
bertambah jumlahnya seiring bertambahnya waktu.
Pada era perang dunia, beberapa pilot tempur angkatan udara Amerika dan Jerman memberikan pengakuan bahwa saat melakukan pertempuran di udara, mereka sering diawasi oleh sejumlah pesawat tak dikenal berbentuk silinder yang tak dikenal. Tidak ada satu pun baik dari pihak Amerika maupun Jerman yang mengaku bertanggung jawab atas penampakan ini. Penampakan ini sering disebut foo fighters.
salah satu foto penampakan foo fighters |
Peristiwa berikutnya dan merupakan yang paling heboh adalah insiden Roswell yang terjadi pada 7 Juli 1947 di New Mexico. Sebuah pesawat yang diduga UFO jatuh di kota Roswell dan disaksikan sejumlah penduduk. Berita tersebut tersebar dengan cepat yang kemudian menjadikan dunia menjadi demam UFO. Pemerintah Amerika Serikat sendiri bungkam untuk beberapa saat lalu mengeluarkan pernyataan yang tidak memuaskan masyarakat: Insiden Roswell adalah kegagalan ujicoba balon cuaca.
potongan surat kabar tentang insiden Roswell |
Masyarakat dunia berikut para ahli terbagi menjadi dua kubu, yang skeptis dan meyakini kalau alien ada. Bisa diduga dampaknya, segala hal yang berbau alien dan UFO laris manis untuk dijual. Tiba-tiba saja muncul film tentang alien dan sejenisnya, buku-buku, majalah sampai komunitas pencari keberadaan UFO. Lebih parah, segala hal yang semula tidak ada kaitannya mulai dihubung-hubungkan dengan keberadaan alien, mulai dari pembangunan piramida di Mesir sampai kemunculan alien adalah pertanda akan munculnya Al Masih.
Pihak yang paling diuntungkan tentu saja adalah militer Amerika sendiri, mereka dengan bebas melakukan berbagai uji coba pesawat terbang model terbaru di sekitar gurun nevada yang dikenal sebagai Area 51. Sementara orang-orang yang menyaksikan pesawat berbentuk aneh lalu lalang di atas langit akan menyagka jika itu adalah pesawat alien.
Jika diperhatikan, tidak ada satu pun bukti foto yang benar-benar jelas atas keberadaan UFO, hampir semuanya buram, itu dimungkinkan karena masih buruknya teknologi fotografi waktu itu.
Dengan semakin berkembangnya teknologi fotografi di mana hampir setiap orang mengantongi telepon seluler berkamera canggih, maka lambat laun penampakan UFO pun semakin berkurang atau bahkan hampir menghilang sama sekali. Bisa ditebak alasannya, karena mereka khawatir akan terbuka identitas sebenarnya.
Bagaimanapun juga, histeria massal harus tetap ada untuk keadaan tertentu. Untuk mencairkan situasi politik yang tegang misalnya. Para pencipta ilusi ini selalu berusaha mencari gaya-gaya baru untuk menciptakan sesuatu seolah-olah misteri dan mensyaratkan orang di seluruh dunia ikut berperan aktif dalam pemecahan masalahnya.
Baru-baru ini, dunia juga dikagetkan dengan adanya bunyi seperti terompet dari langit. Berbagai spekulasi pun diajukan. Ada yang berpendapat jika itu merupakan Sangkakala, terompet yang akan dibunyikan menjelang hari kiamat. Ada yang beranggapan jika itu adalah skyquake, gempa langit. Beberapa orang bahkan berpendapat jika itu adalah proyek HAARP yang sedang dikembangkan Amerika Serikat yang nnatinya berfungsi untk mengendalikan pikiran manusia secara global.
Perhatikan baik-baik poinnya. Saat teknologi fotografi masih buruk, maka mereka, para pencipta ilusi berani secara terang-terangan menunjukkan wujud fisiknya. Saat teknologi fotografi berkembang dengan pesat, mereka menghilang dan hanya menunjukkan diri dalam bentuk suara. Alasannya, karena teknologi audio, khususnya perekam dan pemindai yang dimiliki banyak manusia masih kurang bagus.
Video di atas adalah salah satu contoh Hum yang baru saja terjadi di Jerusalem. Apakah terdengar jelas? Saya yakin anda semua hanya akan mendengar sebuah suara yang baur.
Polanya selalu sama. Fenomena yang terkesan wah didukung oleh perekam yang kurang baik akan memunculkan rasa penasaran, dari situ terciptalah berbagai pendapat yang saling mengisi atau justru malah saling bersilangan. Semakin tidak jelas informasinya, maka orang-orang akan semakin merasa penasaran, semakin tertarik dengan fenomena ganjil tersebut. Konsentrasi dunia tertarik ke arahnya dan sejenak dunia melupakan sesutu.
Yang menjadi pokok permasalahan adalah apakah di dunia ini benar-benar ada sebuah misteri yang belum terpecahkan? Atau mungkin misteri itu memang sengaja dibuat untuk sebuah tujuan tertentu. Bisa jadi beberapa hal di dunia memang masih menjadi misteri dan berharap suatu saat dipecahkan oleh manusia atau.....
Komentar