Sering kali sebagai penulis kita dihadapkan pada sebuah
masalah yang sangat pelik, kebuntuan
dalam menulis. Hal ini tidak saja
dialami oleh para penulis pemula. Penulis-penuis ternama pun pasti pernah
mengalami hal ini. Ada beberapa hal yang bisa menyebabkan seorang penulis
terjebak dalam kebuntuan ini.
Kurangnya ide untuk dituliskan. Sebenarnya ini adalah masalah
klasik bukan hanya untuk penulis tapi untuk semua pegiat seni, buntunya ide
bisa menjadi tembok penghalang kreativitas yang pada akhirnya menyebabkan para
pegiat seni beristirahat panjang atau mungkin istirahat selama-lamanya dari
duna seni.
Ada beberapa hal yang menyebabkan sulitnya mendapatkan ide.
Sering kali saya singgung pada acara bedah tulisan, seorang penulis yang baik tidak boleh menunggu ilham datang mengetuk
pintu tapi kita sendri yang harus merobohkan semua dinding penyekat antara diri
kita dengan ilham sehingga ilham bisa datang kapan saja.
Pertanyaan besarnya adalah bagaimana cara merobohkan dinding
itu?
Biasanya saya pribadi melakukan beberapa trik untuk
menangkap ide.
Pertama musik, ini
adalah media yang paling ampuh untuk saya memunculkan ide. Setiap harinya tidak
kurang dari dua puluh lagu yang saya dengarkan walaupun tidak selalu lagu baru.
Kadang ada beberapa bagian lirik lagu yang selalu teringat sepanjang hari,
fenomena ini disebut worm ear. Dari
potongan lirik itulah saya biasanya menginterpretasikan sendiri walaupun jauh
dari tema lagu secara keseluruhan, teorinya, semakin jauh interpretasi kita
dari tema lagu, akan semakin baik.
Misalnya saya pernah mendengar sebuah lagu dari Pearl Jam
yang berjudul Jeremy, ada satu potongan lirik yang selalu diulang-ulang pada
lagu itu yang berbunyi ‘Jeremy Spoke in class today’. Berbekal rasa penasaran
lalu saya telusuri sumber ide dari lagu tersebut. Fase berikutnya saya
tenggelam dalam teori filsafat Albert Camus tentang bunuh diri.
Hasil penelusuran tersebut berbuah dua tulisan dalam rentang
waktu yang berbeda, yang pertama ‘Suicide Solution: Memoar of King Jeremy’ dan
yang kedua adalah ‘Hanya Sebuah Doa sederhana’ yang lebih mengetengahkan pada
fase setelah semua pencarian manusia selesai akhirnya adalah sebuah kepahitan
dan diakhiri dengan pilihan bunuh diri. Tulisan kedua secara jelas dipengaruhi
filsafat Albert Camus.
Sekarang semakin jelaslah betapa pentingnya sebuah karya
–dalam hal ini musik- untuk menguatkan kita dalam menggali ide-ide karena
sejatinya sebuah karya yang baik adalah sebuah karya yang bisa
mentransformasikan dirinya ke dalam bentuk yang lain. Dari proses di atas kita
dapat melihat sebuah musik yang setelah diurut memiliki korelasi dengan sebauh
filsafat saat samapi di tangan saya, bentuknya berubah lagi menjadi sebauh
artikel dan cerpen.
Pada bagian berikutnya kita akan bahas lagi beberapa trik
untuk menggali ide dalam menulis.
Sekian.
Komentar