sumber: versesofuniverse.blogspot.com |
“Lalu
di mana kisah cintanya?” tanyaku dengan nada penasaran.
Dia
menatap ke arahku sambil tersenyum.
“Itu
yang aku suka dari seorang anak muda. Penuh semangat dan selalu merasa
penasaran. Baiklah,” katanya sambil menegakkan tongkatnya.
“Waktu
itu musim semi, entahlah kenapa takdir membawaku ke Mostar? Di bawah
bayang-bayang dedaunan yang berwarna-warni aku minum rakija sambil bercakap-cakap dengan penduduk sekitar. Kamu harus
tahu Imran, mereka adalah orang-orang yang ramah. Orang yang mau memberikan
rotinya saat kamu kelaparan dan membagi selimutnya jika kamu kedinginan.
“Dilatarai
jembatan kuno yang dibangun sejak zaman Ottoman, itulah kali pertama aku
melihatnya. Seorang gadis bermata sebiru langit dan pipinya yang selalu
kemerahan bagai buah kesemak. Di detik pertama aku melihatnya aku sadar aku
sedang jatuh cinta, dan saat aku sadar sedang jatuh cinta lalu pasrah, di detik
itu juga aku harus menanggung konsekuensi dari kesadaran, cinta dan
kepasrahanku.”
Lelaki
itu menarik napasnya dalam-dalam seolah ada beban berat yang sedang berusaha
dia lepaskan dari dadanya. Matanya mengerjap beberapa kali.
“Siapa
nama wanita itu?” tanyaku lagi.
“Nama
itu… oh ya nama itu, nama terindah yang pasti akan selalu ku kenang. Dia Farras…
Farras Bevanda. Anak satu-satunya dari Beg.”
“Siapa
Beg?” tanyaku lagi tidak sabaran.
Dia
menengok ke arahku dan membelai-belai punggungku dengan lembut.
“Bersabarlah
Imran.”
Aku
menundukkan kepalaku karena malu.
“Beg
adalah salah satu lelaki yang paling baik dan paling jujur di kota Mostar,” dia
memulai lagi ceritanya. “Aku bertemu Beg saat kami selesai shalat Ashar. Dia menyapaku
terlebih dahulu. Setelah kami bercakap-cakap sebentar, Beg mengundagku untuk
sarapan pagi esok harinya.
“Rumah
Beg terletak di tepi sungai mostar. Sebuah bangunan besar bergaya klasik dengan
halaman depan luas yang banyak ditumbuhi
rerumputan dan perdu. Dan di bagian belakang rumahnya, di sanalah keluarga
Beg sarapan sambil menikmati sungai yang jernih yang dilatari jembatan indah.
“Pagi
itu aku datang dan Beg menyambutku seolah-olah aku adalah salah satu saudaranya
yang baru pulang merantau dari negeri jauh. Kami berdua minum teh sambil
menyantap burek dan pida ditemani adik laki-laki Beg yang ternyata
seorang kepala polisi di Mostar.
“Tahukah
kamu Imran, di mana negeri yang aku maksud?” tanyanya tiba-tiba menyela
ceritanya.
“Apakah
negeri ini adalah negeri di mana juga mengalir sungai Bosna?”
“Benar
Imran.”
“Apakah
di jembatan kota Mostar itu salah satu putra mahkota pernah mati tertembak?”
“Luar
biasa Imran. Luar biasa. Kamu memang seorang anak yang cerdas. Sekarang biarlah
hanya aku dan kamu yang sampai saat ini mengetahui tempat itu.” katanya. Senyumnya
mengembang. Entah dia bahagia karena mengenang masa mudanya yag gilang-gemilang
atau dia teringat seseorang yang namanya tidak pernah dia lupakan.
bersambung...
Komentar
Harrah's Cherokee Casino and Hotel 양산 출장안마 is located in 성남 출장안마 Jackson County, North Carolina. You can 보령 출장샵 experience the excitement and 통영 출장안마 excitement of Harrah's 오산 출장샵