Karena si anak jadah
yang sudah mati
Tiba-tiba terlahir
kembali,
Karena ia tersadar dan tercerahkan
Dalam kepurbaannya
Terpaksa saja kutulis
saja ini
Untuk memecah gumpalan
tinta dalam benak
Untuk menghalau sepi
yang lapar
Untuk membisikkan
kerinduan yang tak sempat terucapkan
Karena dewa-dewa enggan
turun dari nirwana
Karena ruh nenek moyang
berpaling muka
Maka kutulis saja sajak
ini untuk memanggil Tuhan
Untuk mengenang mereka
yang terlupa
Purnama meranggas di
kebun alpa
Daun jambu terbakar
kemarau
Hening senyap, rukun
tenang
Belati terhunus
Kami bermuka-muka
Kupanggil namanya, ia
bergumam…
Hhhhmmmmm….oooommmm….
Semesta bergemuruh
goyang
Lalu kusampirkan
sangkur di kepalanya
Hhhhmmmmm……oooommmmm….
Semesta hening lagi
Tugasku purna tapi si anak jadah belum mati
Dia meregenerasi diri
jadi kalian
Orang yang tak bisa
lagi aku sampirkan sangkurku
Aku lelah, sangkurku
berkarat
Negeri ini mau jadi apa?
Kalian terlalu sibuk
mengurusi selangkangan
Kalian terlalu ramai
memperebutkan bagian
Si anak jadah tertawa
Purnama menangis
Daun jambu meranggas
Kalian yang lupa
Yang terlupa
Dan dilupa
Untuk kalianlah
kupanggilkan Tuhan
Kubacakan doa
Kurapal mantra
Kubakar dupa
Hhhhhmmmmm…. ooommmmm
Si anak jadah yang
sudah mati
Kini bereinkarnasi
Tersadarkan dan
tercerahkan
Dalam kepurbaannya….
Hhhmmmm…..oooommmmmm……
Komentar