BUAT YANG MENANGIS SAAT GERIMIS
( Buat Bella )
Jakarta, Kota
beton antara
Hati dengan hati di batasi sepi
Lagu apalagi yang akan jadi jembatan
Sementara rinai hujan tak bisa menemani
Wajah manis itu harus terkoyak antara duka
Sementara aku bermuka-muka dengan mautku
Antara kematian dan anjing kudisan
Tak ada beda,
Bayangan kekasih manalagi yang mengiringi
Sementara ia tak mampu sendiri
Kecup perempuan manalagi yang akan hadir
Kalau ia terlalu sibuk dengan perang-perangnya
Sementara gerimis tetap tak mampu menjebol beton,
Tuhan tak pernah mau kompromi
Dihalau lapar, disayat belati
Tapi ia tak pernah mau peduli
Pada segala yang
Dibilang orang : Nyeri
Bau anyir penantian menusuk hidung
Berapa miliar detik lagi
Yang harus ia maki ?
Penantian tak pernah mau berakhir
Sementara yang ditunggu tak juga datang
Duh……
Komentar