“Uwak…” kataku sambil berleleran air mata. “Harus saya cari kemana lagi?” Uwak hanya tersenyum sambil tetap memelintir biji tasbih di tangan kanannya. ***** “Kang. Saya lihat ada di pasar, Kang!” Salman tiba-tiba menyeruak dari arah pintu. “Serius, Kang?” tanyaku penuh harap. “Iya, Kang. Ayo buruan saya antar sekarang ke pasar.” Tergesa-gesa aku menyambar jaket yang tergantung di pintu. Tidak berapa lama kami sudah sampai di pasar. “Di mana, Kang?” tanyaku tidak sabar. Kang Salman menarik tangan dan menyeret tubuh lelahku memasuki area pasar yang ramai. Menelusuri gang-gang pasar yang becek dan bau sayuran busuk. Di ujung pasar kami berbelok ke kanan. Sekitar dua belas meter dari tempat kami berdiri, sebuah toko agen beras paling besar di kota ini, bersebelahan dengan lapak kelapa parut. Toko berasku. “Di sana kang.” tunjuk Salman penuh percaya diri. Aku tertunduk. Bukan di sini, batinku. Aku berbalik, meninggalkan Salman yang masih terbengong-bengong den
JANGAN PERNAH MEMBELAKANGI MATAHARI